Ini tidak beda jauh dengan harga Mazda 2 2019. Mobil Mazda 2 tersedia dalam 2 varian.
Harga Mazda 2 2021Tabel Harga Mazda 2 2021 Model Harga Mazda 2 R AT 2021
Model Harga Mazda CX-5 Touring Rp508.800.000 Mazda CX-5 GT Rp548.800.000 Mazda
model 2021, kemungkinan akan kembali hadir dengan tetap mempertahankan sistem gerak roda belakang (RWD
tidak mencerminkan pendapat AutoFun.Pak SuryadiSetelah hampir 2 tahun mengemudi Mazda CX-5, pemilik
Dua model ini adalah representatif dari mobil RWD vs FWD.Dari segmentasinya, mungkin agak jomplang karena
Walaupun kenyamanan tidak sebaik SUV RWD, hal itu bukan masalah selama mobilnya tangguh.SUV dengan RWD
Mazda 2 masih terus bertahan eksis hingga tahun 2020 ini.
varian terbaru Mazda CX-9 pada awal 2018 lalu.Pada awalnya, Mazda CX-9 generasi terbaru yang ada saat
2 atau Toyota Yaris?
Dengan harga Mazda 2 dimulai dari Rp285 jutaan, berikut beberapa kelebihan dan kekurangan Mazda 2 yang
2 tersedia dalam 2 varian.
Honda menghadirkan New Honda Civic Hatchback dari Thailand sedangkan Mazda memboyong Mazda 3 langsung
sistem penggerak roda belakang (RWD).
Mazda MX-30 2021Diam-diam Mazda akan turut meramaikan kancah otomotif global dengan memasukan mobil listrik
3 Hatchback.Mobil Mazda 3 Indonesia tersedia dalam 2 jenis, yakni Mazda 3 Sedan dan Mazda 3 Hatchback
Siapa yang tidak kenal dengan Mazda CX-30?
kembali untuk Mazda 2 versi terbaru yang diprediksi akan meluncur pada September 2021.Mazda 2 Next Gen
All New Mazda CX-9 ini tampil begitu dinamis dengan bahasa desain KODO yang memiliki ciri khas tampilan
Mazda 2 2022 sepertinya akan menjadi genrasi terbaru dari hatchback compact Mazda tersebut.
2021 Proton Saga Standard 1.3
19,336 km
3.5 years
Kuala Lumpur
2022 Perodua AXIA Advance 1.0
17,119 km
1.5 years
Johor Bharu
Untuk kendaraan sehari-hari saya memilih Mazda 6 terbaru yang berbentuk wagon. Sebutannya Mazda 6 Estate. Entah kenapa mobil wagon jarang terlihat di jalanan, padahal dibandingkan versi sedannya, yang estate atau wagon ini lebih praktis dan beban pajaknya lebih murah. Untuk pemakaian harian: Mazda 6 Estate yang harga barunya Rp 650-700 juta. Edit: Harga bekas Mazda 6 sekitar Rp 400–500 juta. Sudah cukup terjangkau. Untuk kendaraan hobi saya memilih BMW E63. Sebenarnya semua BMW saya suka. Cirinya yang Angel Eyes atau Hoffmeister Kink membuatnya langsung terlihat. Tapi BMW seri 6: E63 630i (Mazda 6, Series 6, ,see the similarity?,) saya pilih sebagai kendaraan hobi karena satu faktor: ini mobil GT Coupe. Selain itu mobil ini jarang di jalan dan membawa mesin in-line six silinder, mesin legendaris BMW yang merupakan seri terakhir sebelum BMW jadi pengabdi turbo seperti sekarang. Mobil hobi cukup BMW E63 yang 630i bekas saja, mungkin 350 juta rupiah bisa dapat. Edit: BMW 645Ci harganya 400–499 juta (E63). Kelebihan mazda 6: Kapasitas bagasi skyactiv yang membuat mesin 2500cc menjadi hemat bbm handling khas mazda mobil estate ini kalau uda bosan bisa berubah jadi mobil hobi FWD Kelebihan BMW E63 Love it or hate it, ini model BMW terunik Coupe Gran Touring yang kompeten untuk jalan-jalan jauh Mesin 6 silinder BMW yang terkenal itu (tapi boros) RWD Kalau seandainya BMW di atas tidak bisa saya peroleh karena pertimbangan langka atau budget tidak memadai, mungkin saya mempertimbangkan saudaranya dari negara Jerman: VW Scirocco sebagai weekend car. Untuk yang tahun 2014 masih di kisaran 300–325 juta hingga hari ini. Kalau jadi kendaraan hobi mau saya modifikasi jadi Scirocco Type R seperti video yutub di bawah. Berikut review VW ini yang konon pernah diincar komika Dzawin Nur Tapi entah kapan dapat Rp 1 M nya. . Bangun mas, jangan mimpi terus…
Penggerak Roda Depan (FWD) Di mobil seperti ini, as roda depan langsung terhubung dengan transmisi dan mesin tanpa harus melalui propeler dan differensial. Karena itu, jumlah komponennya bisa lebih sedikit Kelebihan Irit BBM karena bobot mobil lebih ringan daripada sistem penggerak lain. Memberikan nilai plus pada kabin karena lantai kabin bisa dibuat rata, sehingga lebih nyaman ditumpangi. Mobil FWD biasanya tak berisik Traksi pada roda depan akan lebih besar karena berat mobil bertumpu di bagian depan. Kekurangan Usia komponen kaki-kaki yang tak seawet RWD, karena roda depan bekerja sangat keras. Mobil FWD juga biasanya tak memiliki tenaga sebaik RWD saat diadu di tanjakan, dan cukup riskan jika dijejali mesin bertenaga besar, 400 hp ke atas misalnya. Sistem penggerak ini banyak digunakan pada mobil Honda Mobilio, Toyota Yaris, KIA Picanto, Hyundai Santa Fe, Mazda CX-5, Nissan Juke, Mitsubishi Delica, Ford Focus, dan masih banyak lagi. Penggerak Roda Belakang (RWD) Mobil dengan penggerak roda belakang adalah mobil yang roda belakangnya mendapatkan tenaga dari mesin, sementara roda depan murni untuk mengarahkan mobil saja. Kelebihan Mobil RWD biasanya lebih tahan banting, khususnya untuk melibas jalan jelek, karena roda belakang hanya bertugas menggerakkan mobil maju atau mundur. Radius putar mobil RWD bisa lebih patah karena arah roda depan tidak dibatasi oleh ,drive shaft, di depan. Kerja ,power steering, pada mobil RWD umumnya lebih enteng karena sekali lagi, roda depan hanya mengarahkan kiri atau kanan saja. Di jalan menanjak, umumnya mobil RWD bisa melaju lebih baik dibandingkan FWD. Kekurangan Mobil RWD biasanya lebih berat ketimbang FWD, karena jumlah komponennya lebih banyak. Tenaga mesin yang sampai ke roda mobil RWD tidak sebesar FWD. Umumnya, mobil RWD juga punya “terowongan” yang membuat lantai kabin memiliki tonjolan di tengahnya, sehingga memakan ruang. Mobil RWD juga biasanya punya kapasitas bagasi yang lebih kecil karena sektor belakang mobil harus menyediakan ruang untuk komponen-komponen penggerak mobil sehingga lantai bagasi cenderung tinggi. Konsumsi BBM mobil RWD umumnya lebih boros daripada FWD. Di pengendalian, mobil RWD punya kecenderungan untuk ,oversteer,, atau gampangnya, ngepot. Sistem penggerak ini banyak ditemukan pada mobil sport atau ,supercar,, bahkan ,hypercar,, tapi MPV, SUV dan sedan juga banyak yang pakai. Contohnya mudah, ada Toyota Avanza, Toyota Innova, sedan-sedan dan ,hatchback, BMW, Mazda MX-5, Nissan Fairlady Z, Toyota 86, Subaru BRZ, Ferrari California, Porsche Cayman, Pagani Huayra, Aston Martin Vanquish dan masih banyak lagi. Penggerak 4 Roda (4WD/AWD) Penggerak 4 roda berarti semua roda mendapatkan tenaga dari mesin. Sistem ini terbagi 2 jenis tergantung kebutuhan, yakni ,part time four wheel drive, (4WD ) dan ,all time four wheel drive, (AWD). Bedanya, jika 4WD dalam kondisi standar, mesin hanya menggerakkan roda depan atau belakang, barulah saat dibutuhkan pengemudi bisa mengubah mobil jadi penggerak 4 roda. Kalau AWD, semua roda mendapat tenaga mesin secara permanen, tidak bisa dipilih depan saja atau belakang saja. Kelebihan Traksi maksimal karena keempat roda mendapat tenaga dari mesin. Jika satu roda selip, maka tenaga akan ditransfer ke roda lain agar mobil tetap stabil. Kekurangan Bobot yang berat, karena roda depan dan belakang memakai sistem penggerak, belum lagi komponen ,transfer case, di mobil 4WD untuk mengubah sistem FWD/RWD standar jadi 4WD. Konsumsi BBM mobil AWD pun biasanya lebih boros daripada FWD dan RWD. Mobil AWD bisa ,oversteer, atau ,understeer, juga, tergantung bagaimana pabrikan mendesainnya. Sistem penggerak ini biasanya kita temukan di SUV, mobil sport, ,supercar, dan ,hypercar,. Penggunanya adalah mobil-mobil Subaru (kecuali BRZ), mobil-mobil Lamborghini (kecuali Gallardo LP550-2), Ford Focus RS, Nissan GT-R, Toyota Land Cruiser, Range Rover, Audi R8, Ferrari FF, Bugatti Veyron, Mitsubishi Lancer Evolution dan Pajero Sport, dan masih banyak lagi. Jadi pilihlah sistem penggerak mobil yang sesuai dengan kebutuhan anda. Catatan kaki : Inilah Plus dan Minus Mobil Berpenggerak FWD, RWD dan AWD
Bukan mobil saya sendiri sih, tapi milik keluarga yang juga saya gunakan. Renault 12 TL Wagon Mobil ini milik almarhum kakek saya. Saya hanya punya sedikit memori tentang mobil ini karena saya masih terhitung balita saat mobil ini masih ada. Mobil ini kursinya 3 baris, tapi baris ketiga menghadap ke belakang. Waktu kecil saya suka duduk di situ. Sekarang mungkin saya gak bakal mau duduk di situ karena terlalu sempit. Baut rodanya cuma 3, jadi susah ganti2 velg. Mobil ini FWD, tapi posisi mesinnya memanjang dari depan ke belakang seperti mobil RWD. Seandainya mobil ini tidak pernah dijual pasti bakal saya piara mobil ini. Mazda Vantrend 1994 Seingat saya, orangtua saya mendapatkannya secara tidak sengaja. Salah seorang temannya berhutang (entah ke mana) dengan menggadaikan mobil ini. Karena dia kesulitan membayar, akhirnya pinjamannya dilunasi oleh orangtua saya dan mobil ini menjadi milik kami. Pertama kali mobil ini datang, knalpotnya sudah dimodifikasi menjadi ,brong., Sangat berisik hingga masuk ke kabin. Tidak ada ,power steering,. Model tahun 1995 sudah pakai EPS. Tidak ada takometer. Koplingnya pakai kabel tapi didorong bukan ditarik. Baris kedua sempit. Ditambah mobil ini RWD, jadi ada tonjolan gardan sangat besar di tengah-tengah. Jadi makin sempit. Kursi depan tidak nyaman, bapak saya sampai harus mengganjal dudukannya dengan bantal tambahan. Jika tongkat persneling digeser ke gigi 1 tanpa injak kopling, mobil akan bergerak maju sedikit (tidak sampai masuk gigi). Kita juga bisa lepas gigi ke netral saat mobil sedang berjalan, tanpa injak kopling. Gampang ,overheat,. Saya pernah terjebak di kemacetan cukup lama, dan saya bisa lihat jarum temperatur bergerak naik pelan-pelan. Ngebut ,di atas 70 km/jam, kabin bergetar luar biasa hebat sampai tidak terdengar suara apa2 lagi. Saya gak ingat mobil ini pernah masuk bengkel manapun. Bapak saya selalu panggil montir tetangga ke rumah, sedangkan Corolla SE Saloon nya selalu masuk Auto2000. Tak lama setelah mobil dijual, montir tetangga itu meninggal. AC nya lumayan dingin. Kalau jok baris kedua dilipat/dicopot, satu motor vespa bisa masuk di bagasi dalam posisi agak rebah. Dulu saya pindah kost hanya pakai mobil ini saja. Semua barang milik saya di kost muat ke dalam mobil ini. Mobil ini kayaknya lucu buat mobil bahan. Jadi pengen punya lagi buat eksperimen.
Saya kasih penjelasan dari sisi konstruksi transmisi ya. Kita mundur dulu ke pembahasan salah satu layout mobil yaitu ,Front wheel drive. Rata-rata produsen kendaraan mengadopsi layout FWD untuk lini mobil yang mengedepankan faktor ,MURAH, dan ,MUAT BANYAK,. Tapi FWD ini punya kelemahan desain fatal, yaitu karena layoutnya menyamping. Layout menyamping ini punya banyak sekali batasan/,constraint,, salah satunya semakin besar ukuran mesin dan transmisi, maka semakin lebar jadinya kendaraan tersebut. Atau berkurangnya kabin penumpang untuk mengakomodir mesin yang bergeser ke depan/belakang karena area as roda depan berfokus pada besarnya transmisi. Beda dengan mobil RWD, mesinnya semakin besar, solusinya ya kap mesin semakin panjang. Jika transmisi semakin besar, produsen tidak ambil pusing karena lokasinya tersembunyi dibawah konsol tengah bodi. Limitasi ini yang menyebabkan produsen kendaraan FWD mentok di transmisi 4AT untuk mobil-mobil LMPV dan LCGC, karena meningkatkan transmisi ke 5AT atau 6AT berarti harus mengubah layout, entah mobilnya jadi lebar, atau kap mesinnya jadi panjang, seperti mobil-mobil Mazda. Tapi transmisi 4AT itu tidak irit.. Jadi apa solusinya, supaya mobil irit, bisa diproduksi dengan harga murah, dan muat ke mobil-mobil FWD ringkas? CVT jawabannya. Nah sebelum kita bahas CVT lebih lanjut, kita kembali ke transmisi 4AT. Saya berikan contoh layout 722.3 dan 722.4 4G-Tronicnya Mercedes Benz. Ada dua plat kopling yang diatur oleh solenoid, yaitu K1 dan K2. Kombinasi 2 solenoid ini yang menyebabkan ada pergantian gigi dari 1 sampai 4. Gigi 1 = K1 off, K2 on Gigi 2 = K1 off, K2 off Gigi 3 = K1 on, K2 off Gigi 4 = K1 & K2 on. Artinya K1 dan K2 bergantian memindahkan bebannya, bukan? Sesekali K1 yang kerja, nanti berikutnya K2 yang kerja.. Cara kerja transmisi yang sangat sederhana. Kalau CVT, sabuk dan pulleynya kerja terus.. Mau gigi berapapun, sabuk dan pulley ini bekerja terus, karena pada dasarnya CVT tidak memiliki gigi.. Jadi biar bagaimanapun, keausan pada transmisi CVT akan selalu lebih besar dari transmisi matic konvensional.. Matic konvensional masih punya masalah kecil seperti delay transmisi atau jeduk, biasanya dari oli transmisi yang kotor, sensor, solenoid atau seal-seal karet yang minta ganti.. Tapi kalau CVT, karena cara kerjanya sangat sederhana, begitu terjadi kegagalan, biasanya langsung fatal. Ya kayak rantai motor putus, bedanya rantai motor murah, sedangkan CVT memang harga sukucadangnya mahal. Dan produsen kendaraan tidak peduli hal ini. Kalau CVT rusak, yang nanggung pasti konsumen. Yang penting mobilnya irit, bisa dijual harga murah karena pajaknya turun, konsumen senang. Kembali lagi, ada yang namanya ,engineering triangle.. ,Anda cuma bisa pilih dua dari tiga opsi dibawah.. Ketika anda membeli sebuah mobil yang opsinya sudah ada kata ,MURAH.., biasanya anda akan memilih performanya bagus, karena mobilnya irit, ya kan.. Disini anda mengorbankan satu faktor yaitu kualitas atau reliabilitas.. Mobil yang murah dan irit, pasti durabilitasnya dikorbankan. Contohnya, jangan terlalu senang kalau punya LCGC sparepartnya murah. Sparepart murah kalau diganti dengan frekuensi lebih sering, bisa lebih mahal dari sparepart mahal yang penggantiannya jarang. Makanya para entusias otomotif membenci CVT.. Mulai dari rasa berkendara yang hambar bagi pengemudi, juga reliabilitas yang jelek dari sisi pandang mekanik.. Tanyakan orang bengkel transmisi mana saja, mayoritas akan lebih memilih punya mobil 4AT dibandingkan CVT, karena boros itu masalah 5 menit di pom bensin, dan lebih bisa dikontrol ketimbang usia transmisi. Suatu saat nanti pasti ada masanya dimana harga sukucadang CVT jadi murah, karena konstruksinya juga sederhana, entah kapan, tapi yang pasti bukan hari ini..
Anggaran 200 juta untuk siapa dulu? Kalau dibagi menjadi tiga kelompok besar. Kelompok 1: Baru selesai kuliah, Gaji 1–3 kali UMR. Selain itu belum punya pengalaman merawat kendaran. Sebaiknya beli yang baru. Preferensi yang sporty dan menunjang aktivitas nongkrong. Pilihan: Daihatsu Rocky seri terendah (180an juta) atau Brio RS (eh ini masih dapat yang baru?) Kelompok 2: Rencana untuk menikah. Berencana membangun keluarga kecil. Bisa merawat kendaraan meski baru level amatir atau mungkin baru beralih dari roda dua. Motonya yang penting keluarga kecil merasa nyaman dalam perjalanan. Bonus poin bisa untuk mudik. Pilihan: Ertiga seri terendah atau Wuling Confero. Bisa juga Avanza/Xenia RWD yang baru saja ganti model. Atau kalau bujet mepet: Kelompok 3: sudah punya mobil pertama dan mencari mobil kedua untuk hobi atau weekend car. Sudah memiliki penghasilan lumayan (6–10 kali UMR). Yang penting semua parameter bisa terpenuhi. Kelompok ini dengan bujet 200 juta bisa memilih MB C-Class W204, Fortuner/Pajero Gen 1, atau Mazda CX5 (2013). Daya beli dan kebutuhan lainnya sudah terpenuhi sehingga bujet untuk merawat kendaraan bisa terpenuhi. Kelompok ini juga bisa mengikuti chart di bawah.
Saya pernah bahas tentang itu disini mas ,Bors Klashy,. Jawaban Pinesthi Mukti Rizky Wibowo untuk Apa mobil yang kamu sarankan dengan uang 25 juta ? Apakah uang 30 juta cukup untuk membeli mobil? Jawaban Charis Alfan untuk Apakah mobil Ford laser (94), Civic (86), Corona (80), Charade (83), Carry (86), Corolla (84) yang dijual di masa pandemi dengan harga dibawah 15 juta layak dibeli? Berapa biaya yang perlu disiapkan untuk perbaikan? Jawaban Pinesthi Mukti Rizky Wibowo untuk Apakah mobil lama seperti Ford Laser/KIA Sephia (Timor S515i)/Mazda 323/Toyota Kijang Super/Soluna layak dibeli dan suku cadangnya mudah dan murah? Jawaban Pinesthi Mukti Rizky Wibowo untuk Apakah Ford Laser 1990 pantas untuk digunakan harian? Jika yang ditanyakan layak tidaknya, saya bilang layak sih ,(dari sudut pandang saya yang penggemar mobil lama), terutama yang sangat murah sehingga uangnya bisa dibuat bangun ulang mesin dan kaki kakinya, hanya saja tidak semua orang punya kesabaran dan pengetahuan dalam hal ini, tidak masalah kalau anda punya sahabat atau bengkel langganan yang siap membantu. Kita coba analisa masalahnya apa saja ya : Secara umum, mobil diatas tahun 1990an ada beberapa yang sudah keropos, apalagi kalau lingkungannya ,"mendukung", entah dekat laut atau memang karena salah penanganan, di pengalaman saya sih untuk sedan sangat murah macam Toyota Corolla DX/Mitsubishi Lancer SL tahun 80an terkadang sudah ada keroposnya entah di lantai atau bagasi dan bagian lain, perlu pengecekan mendalam sebelum anda membelinya kecuali memang mobilnya terawat, ini bisa jadi masalah atau tidak tergantung besarnya keropos dan dimana titik keroposnya, ongkos pembenahan bisa sangat murah ,(kalau hanya tambal las saja), dimana pergantian panelnya per meter sekitar 300–400rb tergantung bahan ,(saya agak lupa harga panel galvalum untuk mobil, jaman saya dulu selembar 300rb. itu besar dan lebar, bisa buat setengah mobil), jadi anggap saja pembenahannya perlu 1–2 jutaan. Kemudian mesin dan kaki kaki, ada kemungkinan mobil sangat murah itu tidak dirawat, logikanya kalau terawat mobilnya mahal dong karena bisa langsung dipakai, masalah mesin biasanya tidak jauh-jauh dari mesin bocor alias ,ngebul, dimana masalahnya ada di ,valve seal, atau malah ,piston ring, yang sudah lemah dan juga permasalahan klasik mobil tidak dirawat lain, kalau saya sih sekalian turun mesin saja ganti semua sukucadangnya ,(mungkin habis 3–20 juta tergantung mobilnya, tapi kalau mobil umum biasanya murah dan tidak sampai puluhan juta) Untuk kaki kaki biasanya gak jauh-jauh dari suspensi mati/,bushing, atau karet sudah keras dan beberapa masalah klasik lain, terutama sedan FWD, anggarkan saja 2–5 jutaan untuk membenahi ini, kalau ini rasanya hampir pasti sih karena kalau murah biasanya kaki kaki agak ngga diurus, hanya saja kembali lagi ke tujuan anda membeli mobil. Lebih murah lagi kalau dapat mobil RWD dimana masalahnya lebih simpel, kali cuma suspensi dan karetnya minta ganti sementara FWD lebih kompleks dimana karena murah saya asumsikan ada PR. Kosmetik seperti cat dan interior bisa masuk daftar belanjaan belakangan, kan biasanya catnya jelek dan interiornya parah, mau dibenahi secara detail juga bisa hanya saja kadang tidak sepadan, toh juga tidak mengganggu performa, cat biasanya 3–4 jutaan untuk ,"tambal sulam", alias tutup langsung dan 7–10 jutaan untuk ,"kerok total",, sama seperti interior yang mungkin sudah berantakan, cuma ngga semua, ada juga yang masih bagus, namun bisa dibilang masuk dalam pertimbangan. Intinya, sepadan kalau : Sangat murah dan biaya reparasinya rendah karena bisa dibangun ulang. Sudah jadi dan siap pakai, kadang ada yang siap pakai.
Jenis bodi/eksterior: Sejak dulu saya selalu menginginkan ,station wagon,, karena dasarnya adalah sedan (,stylish,), dan tetap bisa fungsional, bawa barang ataupun orang,. ,Model SW favorit saya adalah ,Peugeot 307 SW,, ,407 SW,, dan ,Mazda 6 Estate,. Jadi saya akan memesan bentuk bodi yang mirip2 seperti mereka bertiga. Entah kenapa pasar Indonesia kurang doyan jenis mobil ini (atau karena regulasinya yang kurang memudahkan?), padahal jenis ini bisa difungsikan seperti MPV. Kelengkapan eksterior yang akan saya pesan: Lampu2 full LED, termasuk ,foglamp ,dan DRL Roofrail ,permanen yang kokoh Panoramic roof, dari depan sampai belakang, ,fixed glass ,tidak masalah Velg tidak terlalu besar (15–16 inci), agar ban tidak ketipisan, yang penting proporsional (dan tidak ,celong,!) Warna ,candy red, ala Mazda Kamera 360 derajat Spion elektrik yang bisa dilipat baik secara elektrik maupun manual (tidak perlu ada lampu sein di situ) Interior dan kenyamanan Bahan ,dashboard, dan ,doortrim ,dari plastik tebal dan ,soft touch, (bukan plastik tipis keras yang ,meleyot ,jika ditekan) Sedikit sentuhan ,wood panel, pada sebagian ,dashboard,, ,doortrim, ,setir (jangan terlalu banyak, malah jadi norak) Kursi 3 baris dengan baris ketiga yang mudah dilepas dan/atau dilipat rata lantai. Kursi baris kedua juga mesti bisa dilipat rata lantai supaya menambah ruang kargo. Semua kursi berlapis, ,kulit/,fabric Kursi depan dan tengah semua diatur secara elektrik dan ,memory seat. Arm rest, di kursi baris depan dan tengah Meja lipat di punggung kursi depan All-auto, ,power window AC ,triple blower, (di belakang tidak perlu ada pengaturan, cukup lubang saja) Head unit, berbasis tablet Android terintegrasi dengan kamera 360 dan beragam fungsionalitas lain (misal pengaturan AC). Jika HU ini rusak bisa diganti dengan tablet Android berukuran sama. Stop kontak 220V di depan dan tengah Tidak ada tuas transmisi, melainkan hanya berupa tombol sederhana di sisi supir agar tidak terjangkau anak-anak Tilt and telescopic steering,. Manual tidak masalah. Karpet dasar bahan kulit sintetis, yang penting tidak berbulu2, agar mudah dibersihkan Lampu kabin full LED Sound system, berkualitas, tapi tidak menghabiskan ruang di bagasi. Peredam kabin berkualitas Ruang penyimpanan yang banyak. ,Cupholder, atau ,bottle holder, di setiap pintu Headlamp ,otomatis (tetap ada pilihan nyala/mati manual Wiper ,depan dan belakang otomatis (tetap ada pilihan nyala/mati manual) Cruise control Mesin, transmisi, suspensi, dan lain-lain Mesin bensin cukup 4 silinder 1.800 - 2.500 cc. Tidak perlu turbo. Lebih bagus lagi, ,kalau bisa ,hybrid., ,No diesel, thanks! Front wheel drive, sudah cukup. RWD menghabiskan ,space., AWD hanya menambah anggaran perawatan Transmisi otomatis konvensional atau CVT. Tidak perlu yang super canggih yang akan membengkakkan biaya perawatan Suspensi ,all independent, untuk kenyamanan. Tidak perlu ,air suspension,. Electric power steering ,konvensional Rem cakram 4 roda dengan ABS dan ,stability control Rem tangan/parkir konvensional (bukan elektrik) Start/stop button, (kunci konvensional tetap disediakan untuk darurat) Kira-kira mobil seperti deskripsi di atas bakal dihargai berapa ya?
Ya, Mazda 2 memiliki Electronic Brake-force Distribution (EBD), yaitu: Mazda 2 R AT, Mazda 2 GT AT.
Tidak, Mazda 2 tidak tersedia di Hill Start Assist (HSA).
Tidak, Mazda 2 tidak memiliki Headlight height adjustment.